
KilauBola – Masa Depan Amorim Terancam Usai MU Dipermalukan Grimsby, Manchester United kembali menjadi sorotan dunia sepak bola setelah menelan kekalahan paling memalukan dalam sejarah klub. Pada Kamis (28/8/2025) dini hari WIB, Setan Merah harus angkat koper lebih cepat dari ajang Carabao Cup usai disingkirkan oleh Grimsby Town, tim kasta keempat Liga Inggris.
Kekalahan ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan manajer Ruben Amorim. Dengan reputasi klub sebesar United, kalah dari tim dengan perbedaan 56 tingkat di piramida sepak bola Inggris terasa sangat sulit diterima.
Malam Suram di Old Trafford
Masa Depan Amorim Terancam, Laga kontra Grimsby seharusnya menjadi kesempatan bagi United untuk membangun kepercayaan diri. Secara finansial dan kualitas skuad, kedua tim bak bumi dan langit. Nilai pasar Manchester United mencapai 884,5 juta euro, sementara Grimsby hanya klub kecil yang berjuang di kompetisi League Two.
Namun, di lapangan semua perbedaan itu sirna. United memang sempat unggul 2-0 lebih dulu, tetapi kelengahan di 15 menit terakhir membuat Grimsby bangkit menyamakan skor menjadi 2-2. Pertandingan pun harus berlanjut ke babak adu penalti yang penuh drama. Setelah 24 penendang, United akhirnya tumbang 12-11.
Kekalahan ini bukan hanya membuat fans kecewa, melainkan juga mencoreng nama besar klub. Media Inggris menyebut hasil tersebut sebagai “David versus Goliath versi sepak bola modern”.
Rekor Buruk Ruben Amorim
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim (sum.ph/KilauBola.click)
Sejak ditunjuk menggantikan Erik ten Hag, Ruben Amorim memang membawa ekspektasi besar. Namun, performa di lapangan justru jauh dari kata meyakinkan. Menurut data Transfermarkt, dalam 45 pertandingan yang ia jalani bersama United, Amorim hanya mencatat 17 kemenangan, kalah 19 kali, dan sisanya imbang.
Rata-rata poin per laga hanya mencapai 1,33, menjadikannya manajer dengan catatan terburuk sejak era Sir Alex Ferguson berakhir. Bahkan, dibandingkan dengan David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, hingga Ole Gunnar Solskjaer, angka ini jauh di bawah standar.
Sejarah mencatat, hanya tiga manajer United sebelum tahun 1950 yang punya catatan lebih buruk setelah menangani lebih dari 40 pertandingan. Fakta ini tentu menambah tekanan bagi Amorim, yang kini mulai kehilangan dukungan internal maupun eksternal.
Baca Juga : Javier Adelmar Zanetti Legenda Intermilan Dari Awal 1995
Krisis Performa Musim Ini
Musim lalu, Amorim membawa United finis di posisi ke-15 Premier League, hasil terburuk sepanjang partisipasi klub di kompetisi tersebut. Kondisi itu sudah memunculkan kritik tajam, tetapi manajemen masih memberikan kepercayaan kepadanya dengan dukungan dana transfer besar.
Pada musim panas 2025, United mengeluarkan 230 juta euro untuk mendatangkan sejumlah pemain anyar. Harapannya jelas: memperbaiki performa dan kembali bersaing di papan atas. Sayangnya, sampai kini belum terlihat peningkatan berarti.
Kekalahan dari Grimsby semakin memperburuk citra Amorim. Banyak pengamat menilai para pemain mulai kehilangan kepercayaan terhadap instruksi sang manajer. Hal ini terlihat dari raut wajah muram dan sikap frustrasi Amorim di pinggir lapangan.
Tekanan dari Fans dan Media
Potret Suporter MU memenuhi stadion Old Trafford (sum.ph/KilauBola.click)
Meski sebagian fans masih setia mendukung tim, kesabaran mereka kini benar-benar diuji. Media sosial dipenuhi komentar pedas yang meminta manajemen segera mengambil tindakan. Kekalahan dari tim kecil seperti Grimsby dianggap sebagai aib besar yang tidak bisa ditoleransi.
Media Inggris bahkan mulai berspekulasi mengenai calon pengganti Amorim. Nama-nama seperti Zinedine Zidane, Graham Potter, hingga mantan pelatih Jerman Hansi Flick disebut-sebut masuk radar. Situasi ini membuat posisi Amorim kian goyah, meskipun manajemen klub sejauh ini belum memberikan komentar resmi.
Ujian Selanjutnya: Burnley
Amorim tidak punya banyak waktu untuk meratapi kekalahan ini. Akhir pekan nanti, Manchester United akan menghadapi Burnley di Premier League. Laga tersebut diprediksi menjadi penentu nasib Amorim.
Jika United kembali gagal meraih kemenangan, tekanan dari fans dan media akan semakin tak terbendung. Sebaliknya, kemenangan bisa sedikit meredakan situasi meski belum sepenuhnya menghapus noda kekalahan dari Grimsby.
Masa Depan yang Belum Pasti
Bagi Ruben Amorim, hasil di Carabao Cup ini mungkin menjadi salah satu titik balik dalam kariernya. Ia datang ke Old Trafford dengan reputasi sebagai pelatih muda berbakat setelah sukses di Sporting CP. Namun, kerasnya atmosfer Premier League dan ekspektasi besar di United tampaknya menjadi ujian terberat dalam perjalanan kariernya.
Kini, pertanyaan besar bergema di Old Trafford: apakah Ruben Amorim masih aman di kursi manajer Manchester United, atau justru tinggal menunggu waktu sebelum digantikan?
Yang jelas, satu hal pasti: kekalahan memalukan dari Grimsby akan dikenang lama, baik oleh fans United maupun dunia sepak bola, sebagai salah satu malam tergelap dalam sejarah klub.